RINGKASAN KAJIAN HARI 17 - Kitab Ayyuhal Walad

RINGKASAN KAJIAN HARI 17 Kitab "Ayyuhal Walad"
Oleh : KH.Muhammad Shoffar Mawardi Ma'had Daarul Muwahhid


Keterangan IRI/HASAD dalam kitab "Bidayatul Hidayah",
Imam Al Ghazali menjelaskan,

Adapun iri itu adalah dicabangkan dari KEKIKIRAN.
Orang bakhil itu adalah orang yang kikir dengan apa yang ada ditanganya atas orang lain.
sampaipun itu yang wajib.

Orang yang sudah bakhil akan meningkat menjadi SYAKHIKH.

SYAKHIKH/orang yang super bakhil yaitu orang yang bakhil dengan nikmat Allah SWT. sedangkan nikmat-nikmat Allah itu ada di dalam perbendaharaan kekuasaan/Qudratnya Allah SWT. tidak di dalam perbendaharaan dirinya yang Allah berikan kepada hamba Allah SWT.

Kalau orang sudah dalam tingkatan Syakhikh melihat Allah membagikan nikmat kepada hambanya merasa tidak terima, seakan nikmat untuk hamba itu seharusnya untuknya.
maka kekikiranya lebih besar lagi.

Ayyuhal Walad

Sedangkan orang yang IRI adalah orang yang berat atasnya pemberian nikmat Allah dari perbendaharaan/gudang kekuasaan Allah yang diberikan kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah,
apakah itu berupa nikmat ilmu sehingga dia jadi Alim, nikmat harta sehingga dia jadi orang kaya, atau nikmat dicintai manusia sehingga dia banyak penggemar ataupun nikmat kesenangan dari kesenanganya dan nikmat keinginan dari segala keinginanya.
Sampai-sampai dia akan merasa senang kalau nikmat itu hilang dari orang tersebut.
Walaupun tidak ada hasil baginya dari semuanya itu.
Maka,
"Inilah suatu kekotoran yang paling kotor."

Karena itulah Rasulullah ﷺ bersabda,
"Iri akan memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar."

YANG PERLU DICERMATI
Kata Imam Al Ghazali,
"Orang yang IRI itu sesungguhnya orang yang disiksa dengan tidak diberi kasih sayang oleh Allah SWT yang tidak akan berhenti-berhenti didalam siksaan yang abadi didunia ini.
Sebab,
karena sesungguhnya dunia itu tidak akan pernah sepi sama sekali dari makhluk yang banyak, dari teman-teman, kenalan-kenalan yang Allah berikan nikmat kepada lereka dengan nikmat ilmu, harta, pangkat dsb.
orang iri itu sakit hatinya ketika melihat Allah memberi nikmat pada hambaNya."
makanya orang IRI itu didalam siksaan yang terus menerus didunia sampai matinya.
sedangkan siksa akherat lebih dahsyat lagi.

Saran Imam Al Ghazali,
"Seyogyanya kita sebagai seorang muslim ikut andil kepada sesama muslim didalam senang maupun susahnya."
karena,
Muslim itu ibarat satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainya.
atau ibarat Badan yang satu yang ketika salah satu anggota badan kita sakit maka akan akan ikut lerasakan sakit pula anggota badan yang lainya.

Selanjutnya...

- Penyebab YANG KEDUA dari empat perkara yang harus kamu tinggalkan,
Penyebab orang itu menyanggah/memprotes adalah berasal dari kebodohanya.
dan pertanyaan yang semacam ini termasuk yang tidak bisa menerima pengobatan.

Sebagaimana Nabi Isa AS talah mengatakan,
"Sesungguhnya saya tidak lemah dari menghidupkan orang-orang mati, dan sungguh aku benar-benar tidak mampu untuk mengobati orang-orang bodoh."
kalau kebodohanya itu menyangkut IQ/kultur.

Yang dimaksud BODOH itu adalah orang yang sibuk menuntut ilmu didalam waktu yang sedikit untuk mempelajari ilmu yang bersifat aqliyah maupun syar'iyah,
lalu dia bertanya dan protes/mendebat karena kebodohanya itu kepada seorang 'Alim yang besar yang umurnya telah lewat/hampir habis di dalam mengkaji ilmu-ilmu baik aqliyah maupun syar'iyah.
Dan orang bodoh ini karena kebodohanya itu tidak tahu dan menyangka bahwa segala sesuatu yang sulit atasnya juga sulit pula bagi orang lain termasuk atas orang 'Alim besar itu.

Apabila menghadapi yang demikian,
Seyogyanya "tidak sibuk untuk menjawabnya".

Semoga kita menjadi orang yang tawadhu,
karena sesungguhnya diatas orang yang punya ilmu masih ada yang lebih berilmu.

- YANG KETIGA ada orang yang bertanya dalam rangka mencari petunjuk,

Apa saja yang orang itu tidak faham dari pembicaraan para ulama besar itu membawa kepada satu isyarat atas pendeknya/terbatasnya pemahaman orang tersebut.
Dan pertanyaan dia itu untuk mencari faedah,
tapi dia itu orang yang bodoh yang dia itu tidak mengetahui hakekat-hakekat.

Maksudnya,
ada orang yang bertanya niatnya baik ingin mendapat petunjuk tapi dia itu sesungguhnya orang yang bodoh yang dalam arti kemampuan daya fikirnya rendah.

Maka,
Kata Imam Al Ghazali,
"Pertanyaan orang seperti ini juga tidak harus membuat kita sibuk untuk menjawabnya.
karena kalaupun dijawab dan diterangkan dia akan sulit untuk memahaminya."

Makanya Nabi ﷺ pernah bersabda,
"Kami kumpulan para nabi diperintahkan untuk berkata kepada manusia sesuai kadar akal-akal mereka."

Kalau sekiranya pertanyaan itu jika dijawab membuat dia faham maka jawablah tetapi jika sebaliknya maka sebaiknya tidak dijawab.

Adapun penyakit orang bodoh yang akan menerima pengobatan yaitu,
Jika orang yang bertanya itu memang mencari petunjuk dan keadaan dia adalah orang yang berakal dan faham.
dia juga bukan orang yang dikuasai/dikalahkan oleh irinya, marahnya, cinta syahwatnya ata cinta pangkat dan hartanya.
bqhkan dia itu pencari jalan yang lurus/shirothol mustaqiem.
dan tidak ada pertanyaan dan protesnya itu dari iri dan menyusahkan maupun menimpakan ujian.

Orang-orang yang seperti ini maka akan menerima pengobatan .

Maka,
Boleh kamu untuk sibuk menjawabnya bahkan wajib atas menjawabnya.


Wallahu'alam bishowab....
Ayyuhal Walad

0 Response to "RINGKASAN KAJIAN HARI 17 - Kitab Ayyuhal Walad"

Posting Komentar

wdcfawqafwef