RINGKASAN KAJIAN HARI 18 - Kitab Ayyuhal Walad

RINGKASAN KAJIAN HARI 18 Kitab "Ayyuhal Walad"
Oleh : KH.Muhammad Shoffar Mawardi Ma'had Daarul Muwahhid


Yang kedua dari Empat perkara yang harus kamu tinggalkan,

2). Hati-hati bahwa kamu termasuk orang yang menasehati dan mengingatkan dari diri kita sendiri sungguh berhahaya,
karena sesungguhnya dalam kita berdiri/duduk untuk menasehati mauoun mengingatkan terdapat bahaya yang banyak diantaranya bahaya ujub dan takabur.

kecuali jika kamu itu mengamalkan apa yang sedang atau akan kamu katakan di dalam awalnya kemudian kamu nasehatkan kepada manusia.
maksudnya,
kecuali apa yang kamu nasehatkan itu sudah diamalkan sebelumnya itu boleh tapi kalau belum itu yang berbahaya.

Maka Tafakuri dan renungkan apa yang dikatakan kepada Nabi Isa AS,
"Wahai putera Maryam, Nasehati dirimu sendiri, jika dirimu sendiri telah ternasehati maka nasehatilah manusia, jika tidak malulah kamu kepada Tuhanmu."

Dan jika ditimpa cobaan dengan amal ini,
yaitu amaliyah memberi nasehat atau peringatan seperti para Mubaligh,
jangan lupa jaga dua kebiasaan/pekerti.

YANG PERTAMA,
Jaga perkara dari TAKALLUF.
TAKALLUF yaitu membuat-buat, berpura-pura, memberat_beratkan diri dan pembicaraan dengan ibarat-ibarat/isyarat-isyarat dengan hal-hal yang menakjubkan dengan bait-bait syair dan sabagainya.
Karena sesungguhnya Allah SWT. itu membenci orang yang membebani diri/memaksakan diri yaitu Takalluf.

intinya, Kalau berbicara sewajarnya saja tidak perlu berlebihan.
karena orang Takalluf yang melampaui batas itu menunjukan telah runtuh batinya dan lalai hatinya.

Dan makna dari TADZKIR/memberi peringatan adalah bahwa seorang MUDZAKKIR/pemberi peringatan hendaknya mengingatkan kepada hamba tentang,
- Api neraka akherat,

diharapkan dengan mengingat ini kita bisa menahan diri.

- Kelalaian diri didalam berkhidmat kepada sang Maha Pencipta.

Khidmat atau Taat.
Seperti yang disebutkan dalam Kitab Al Hikam,
"Allah mewajibkan kepadamu untuk khidmat/taat kepadaNya. dan tidaklah Allah SWT. itu mewajibkan kecuali masuk kedalam SurgaNya."

Amal-amal yang wajib itu sesunghuhnya bagian daru rencana Allah SWT. untuk mewajibkan kita masuk Surga.
walaupun ada saja manusia yang menolaknya.

Sehingga Nabi ﷺ pernah besabda,
"Semua Ummatku masuk Surga kecuali yang tidak mau."

- Fikirkan didalam umurnya yang telah lewat yang dia gunakan di dalam hal yang tidak berguna.

- Filirkan juga halangan-halangan yang ada didepanya yang akan menghadang.
jangan dikira ketika sudah niat taubat akan berjalan dengan mudah.

- Tidak ada keselamatan iman didalam tutupan/akhir kehidupan kita.
kita tidak sempat lagi mengucap "Laa Ila hal IllalLah"

- Fikirkan juga ketika malaikat maut mencabut nyawanya,
dalam kondisi sedang apa kita nanti.

- Fikirkan juga apakah dia mampu menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.

- dan perhatikan juga keadaan nanti di hari kiamat dan tempat-tempat pemberhentianya nanti di yaumul mahsyar, yaumul hisab dan yaumul jaza.

- dan pikirkanlah apakah dia akan melewati shirat dengan keadaan selamat.

Dan terus meneruslah mengingat perkara-perkara ini didalam hatinya hingga itu menggelisahkan/mencemaskanya tentang tempat tinggalnya nanti di akherat apakah di Surga atau Neraka.

Maka,
Mendidihnya api-api ini dan ratapan dari musibah-musibah ini itulah yang disebut degan TADZKIR/Peringatan.

Dalal rangka Tadzkir kita juga perlu mengingatkan dan memberitahukan kebenaran dan memperlihatkan kepada mereka atas perkara-perkara ini,
memperlihatkan mereka atas kelalaian/kelengahan merka,
memperlihatkan mereka atas aib diri mereka sendiri.

Supaya panasnya api ini menyentuh kepada para ahli majelis,
dan musibah-musibah itu membuat mereka menjadi gelisah dan kemudian mereka menyusulibumur yang telah lewat dengan kadar kemampuan yang ada.
dan mereka menyesal atas hari-hari yang telah lepas didalam selain taat kepada Allah SWT.

Jumlah tadi yang sudah kita baca rincian-rincianya, bagaimana mestinya Tadzkir itu, terus kapan itu dilakukan, dan berapa lamanya.
ini adalah yang disebut dengan NASEHAT.

Nasehat itu harus begitu, harus ada intinya.
Sebagaimana kalau kamu melihat banjir yang menyerang kerumah seseorang,
sedangkan dia dan keluarganya ada didalamnya.
Kamu pasti akan teriak,
"Hati-hati dan waspada, lari kalu sekalian dari banjir itu."

Apakah dalam keadaan seperti itu,
kamu akan kabarkan kepada pemilik rumah tentang kejadian itu dengan menyampaikanya dengan bahasa yang indah, dengan pembahasan yang mendalam, yang lembut, unik dsb.?

atau dengan kata lain kamu akan menggunakan kata/bahasa yang sukar difahami oleh penghuni rumah yang hampir tenggelam diterpa banjir itu?
Sungguh tidak wajar jika kamu menggunakan kaedah seperti ini.

Wallahu'alam bishowab....

0 Response to "RINGKASAN KAJIAN HARI 18 - Kitab Ayyuhal Walad"

Posting Komentar

wdcfawqafwef