RINGKASAN KAJIAN HARI KEDUA Kitab " Ayyuhal Walad "
Oleh : KH.Muhammad Shoffar Mawardidi Ma'had Daarul Muwahhid
Rasulullah bersabda :
"Orang yang cerdas itu,
adalah orang yang menundukan nafsunya dan beramal untuk sesudah matinya,
sedang orang yang bodoh,
adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya,
sedang dia berharap kepada Allah dengan harapan-harapan dusta."
Kenapa demikian?
" Orang yang sanggup menundujan hawa nafsunya,
berarti hidupnya berdasar wahyu,"
jika hidupnya berdasar wahyu, InsyaAlloh WAL AKIBATU LIL MUTTAQIIN
(kesudahan yang baik dan twrpuji bagi yang bertaqwa), selamat damai sentosa bahagia dunia akherat selamanya.
Sedangkan hidup berdasarkan hawa nafsu dipastikan penghujungnya adalah penyesalan, penderitaan abadi dunia dan akherat.
di dalam AlQur'an Allah SWT. sdh menyampaikan janji yang Indah,
"Adapun orang yang takut pada kedudukan/kebesaran Tuhannya dan dia mampu mencegah hawa nafsunya
maka Surgalah tempatnya dunia maupun akhirat."
Kemudian
orang yang cerdas bukan hanya menundukan hawa nafsunya saja tapi juga beramal untuk kehidupan setelah kematianya.
Makanya ada hamba Allah yang sukses luarbiasa yaitu Khalifah Umar Bin Abdul Aziz,
salah satu dari keistimewaanya adalah beliau sejak kecil senantiasa inget mati.
Seperti diriwayatkan,
pada suatu hari Ummar bin Abdul Aziz kecil sedang menangis di kamarnya,
ketika ditanya ibunya, kenapa menagis?
dengan tenang dia menjawab :
"tidak apa2 wahai ibu, sesungguhnya saya sedang inget mati."
SubhanAlloh..
Anak umur 7 tahun menangis karena inget mati,
coba bandingkan dengan zaman akhir saat ini,
bahkan ada yang sudah berumur 70 tahunpun masih belum sadar dan inget akan mati.
Jangan dikira karena dari kecil sudah inget mati lantas jadi berkurang semangat hidupnya.
Salah Besar...!
Justeru karena dari kecil inget mati maka jadi tidak menyianyiakan umur,
lihatlah pencapaian Umar bin Abdul Aziz,
Umur 25 tahun beliau sudah menjadi gubernur di Madinah,
bahkan bukan itu saja beliau juga sekaligus menjadi ulama besar di Madinah.
Selanjutnya...
Orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya tetapi dia kepada Allah SWT mempunyai banyak harapan.
Harapan kosong/dusta karena tidak disertai dengan usaha yang semestinya.
Wahai Anakku,
Berapa banyak dari malam-malam yang engkau menghidupkanya dengan mengulang-ulang ilmu dan menelaah kitab-kitab,
dan engkau menghalangi atas dirimu tidur/sampai tidak sempat tidur.
Yang aku tidak tahu,
apa yang menjadi pembangkit/semangat dari aktifitas malammu itu?.
Jika niatmu menghidupkan malam-malam itu adalah harta benda dunia, menarik, memikat atau memancing harta benda dunia, menghasilkan pangkat kedudukan dunia serta untuk banggakan atas teman-temanya atau semisalnya,
maka celaka dan binasalah kamu.
Seperti yang dinyatakan dal Al-Qur'an,:
"Barang siapa yang kehendaknya itu adalah tanaman akherat maka kami akan tambahkan untuknya.
maka akherat rumbuh sebagai tanamanya sedang dunia tumbuh bersamanya."
Seperti Zaenuddin MZ pernah bilang,
"Jangan khawatir jika menanam padi maka rumput akan tumbuh bersamanya, dan h jangan bermimpi jika kita menanam rumput akan tumbuh juga padi."
Jadi jangan pernah gentar dengan orang yang mengatakan,
"Untuk apa capek-capek ibadah"
Seperti dalam Al-Qur'an:
"Orang yang dia itu kehendaknya adalah tanaman dunia akan kami berikan sebagian saja dari dunia itu, sedang di akherat dia tidak mempunyai bagian apapun."
Naudzubillah mindzalik...
Makanya yang sedang dalam proses belajar, belajarlah saja,
jangan pernah berfikir/niat nanti jadi apa, punya apa.
ukal diniatkan yang seperti itu maka kata Imam Ghazali celakalah kamu.
Terus Yang benar gimana?
Dan jika niatmu dalam menghidupkan malammu adalah menghidupkan syariat Nabi Muhammad SAW. dalam rangka mendidik diri dan akhlak serta melemahkan nafsu,
Maka beruntunglah kamu.
Kata Penyair :
"Tidak tidurnya mata untuk selain mendapat ridho Allab SWT. itu sia-sia.
Tangisan Mata untuk selain karena kehilangan-Mu itu adalah suatu kebatilan."
Karenan apa yang terjadi adalah suatu pertanda,
Bukan kita yang malas tapi Allah yang malas dulu melihat kita,
Bukan kita yang menjauhi Allah tapi Allah yang sudah menjauhi kita terlebih dahulu.
Pesan Imam Al-Ghazali Selanjutnya...
Wahai Anakku,
>Hiduplah kamh selagi kamu mau, apapun yang kamu mah.
Sesungguhnya engkau itu mayat/orang yang mati/orang yang bakal mati.
Jadi kita mau hidup seperti apapun,
Tapi Ingat kamu itu mayat, kau itu pasti bakal mati.
ssdang yang lainya itu masih tanda tanya iya atau tidak.
tapi mati itu pasti.
dan kalau sudah mati beda kuncinya,
kalau di dunia kunci kemulyaanya adalah harta,
sedang
kalau di akherat kunci kemulyaanya adalah amal sholeh.
>Cintai apapun yang mau kamu cintai,
tapi ingat kamh adalah orang yang mau berpisah dan meninggalkanya.
karena ketika sudah meninggalkan mereka itu kebanyakan tidak akan peduli lagi.
bahkan anak dan istri yang menurut kita paling kita cintai sekalipun akan lupa ketika kita sudah mati.
Karena itu kecintaan kita kepada dunia jangan sampai mengalahkan kecintaan kita kepada Allah SWT.
yang akan bisa menemani dan memelihara kita dimanapun kita berada.
selanjutnya...
> Beramalah kamu apa yang kamu mau selagi kamu mau, baik ataupun buruk.
Tapi ingat..
Semuanya itu pasti akan dibalas.
karena "kalau engkau berbuat baik, sesungguhnya itu unruk dirimu sendiri."
Seperti halnya ketika kita hormat kepada orang lain,
itu menunjukan bahwa sesungguhnya kita sedang mengjormati diri sendiri,
kenapa demikian...
Karena itu menunjukan kalau kita orang yang terhormat.
Wahai Anakku,
"Mana hasil yang engkau peroleh dari hanya menghabiskan waktu belajar ilmu kalam, ilmu peebedaan pendapat, ilmu pengobatan, Syair, ilmu perbintangan, Arud, Nahwu, Shorof
itu semuanya tidak menyia-nyiakan Umur.
Berbeda dengan pandangan dari Allah.
Mungkin itu bagi kita sudah cukup,
itu sudah menggunakan/memaksimalkan kesempatan umur dan kehidupan.
Tapi bagi Allah ada pandangan lain yang kita lulut untuk mencermatinya.
Kemudian Imam Al Ghazali mengatakan,
Saya melihat dari kitab injilnya nabi Isa AS.
dari saat mayat diletakan dikeranda sampai dihantar kesisi kubur,
di jalan mayat itu ditanya Allah SWT. 40 pertanyaan.
Pertama Allah bertanya :
"Wahai hambaku, engkau mensucikan pandangan mahluk di dalam waktu bertahun-tahun,
sedangkan engkau tudak mensucikan pandanganku satu jam saja dan di dalam hari memandang di dala hatimu."
Maka dengan murka, Allah berfirman :
"Apa yang kamu perbuat terhadap selainku sddang engkau dikelilingi ileh kebaikanku, hidup aku yanv hidupkan, rizki aku yang berikan, keslamatan aku yang anugerahkan, kemulyaan aku yang limpahkan,
tapi kerjaanya mencari muka dihahadapan mahluktidak peduli pandangan dari Allah SWT.
Adapun engkau, engkau adalah orang yang tuli dan tak mendengar.
dengan kalimat yang pendek tapi Mak Jlebb..
Imam Al Ghazali melanjutkan nasehatnya...
Wahau Anakku,
Ilmu tanpa amal itu gila
Amal tanpa ilmu ith tidak ada.
Sebagai contoh,
Kalau dalam membaca Al-Qur'an itu tidak bokeh salah,
Tapi Amaliahnya seakan tidak apa-apa kalau salah.
bukankah di dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan,
Barang siapa yang tidak berhukum pada hukum Allah,
maka dia tergolong seperti orang-orang kafir,
diayat lain disebutkan seperti orang fasik.
tapi pada kenyataanya amaliah kita masih berhukum pada hukum ciptaan manusia.
dan sebaiknya adalah Kalau kita punya ilmu diamalkan,
sebab ilmu tanpa amal itu gila,
amal tanpa ilmu itu tidak ada,
merasa sudah beeamal tapi sesungguhnya tidak.
seperti yang disebut dalam kitab Zubad :
"Tiap orang yang beramal tanpa ilmu amalnya ditolak, tidak diterima Allah SWT.
merasa sudah beramal tapi sdsungguhnya dia belum beramal."
Wallahu'alam bishowab..
#Muhammad Shoffar Mawardi At Mahad Darul Muwahid
Home » mahad darul muwahid »
ramadhan »
ramadhan 2016
» RINGKASAN KAJIAN HARI KELIMA - Kitab Ayyuhal Walad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "RINGKASAN KAJIAN HARI KELIMA - Kitab Ayyuhal Walad"
Posting Komentar