RINGKASAN KAJIAN HARI KEDELAPAN - Kitab Ayyuhal Walad

RINGKASAN KAJIAN HARI KEDELAPAN Kitab " Ayyuhal Walad "
Oleh : KH.Muhammad Shoffar Mawardidi Ma'had Daarul Muwahhid


Imam Al Ghazali mengatakan,
alangkah baiknya orang yang mengucapkan syair ini,
"Sesungguhnya memanggil manggil di kegelapan malam burung merpati,
yang bertengger diatas dahan yang lurus
sesaat setelah tengah malam,
sedangkan aku orang yang tertidur.
Berdusta aku demi BaitulLah
Seandainya aku mencintaiNya,
tentu burung merpati itu tidak mendahuluiku menangis,
aku menyangka bahwa aku orang yang cinta yang merindukan kepada Tuhankh,
Namun aku tidak menangis sedang binatang binatang pada menangis."
Maksudnya,
Orang yang cinta kepada Allah kadang bisa menangis ketika nama Allah disebut.
Sementara aku merasa demikian tapi ternyata tidak bergetar sedikitpun ketika nama Allah dusebut.
Wahai Anakku,
"intinya ilmu adalah bahwa kamu tahu taat itu apa dan ibadah itu apa."
Imam Al Ghazali melanjutkan,
Wahai Anakku,
"Ketahuilah sesungguhnya ketaatan dan ibadah itu adalah mengikuti syar'i yang membuat/menetapkan syariat/hukum/undang2 dan peraturan yaitu Allah SWT."
Yang diperintah diikuti, yang dialarang juga diikuti.
- yang diperintahkan diikuti untuk dilaksanakan,
- yang dilarang diikuti untuk dijauhi.
Yang dalam bahasa lainy disebut TAQWA,
"melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya"
yang antara ucapan dan perbuatanya tidak boleh berselisih satu sama lainya.
Maka dari itu,
mulai saat ini mulailah meluruskan/memperbaiki apa yang perlu diperbaiki.
Misal,
dengan dimulai dari keyakinanya terus ucapanya walaupun perbuatanya itu bekum sempurna.
contohnya,
Kita semua tahu bahwa yang harus diterapkan seharusnya adalah hukum Allah.
itu harus coba diyakini dan itu pula yang seharusnya diucapkan,
masalah pada kenyataanya masih banyak hukum yang bukan dari Allah yang diterapkan,
itu adalah PR besar,
tapi hati kita, paham kita dan ucapan kita sudah mulai diluruskan.
karena kalau tidak kita kemungkinan kena label kafir, dholim atau fasik.
contoh lain,
ketika seorang muslimah yang belum berhijab syar'i.
maka mulailah dengan meyakini bahwa seorang muslimah itu harus berbusana muslimah,
dan itu perintah Al Qur'an dan Allah SWT.
dan katakan itu wajib walaupun bekum bisa menunaikan denvan sempurna.
Maksud Imam Al Ghazali,
"Apa saja yang kamu ucapkan, kamu lakukan dan kamu tinggalkan harus senantiasa dengan mengikuti syariat."
Jangankan kemaksiatan,
walaupun gambaranya ketaatan tapi tidak diperintahkan Allah,
itu DOSA.
Sebagaimana ketika kamu puasa di idul fitri dan idul adha serta hari tasyrik,
atau orang yang mencuri pakaian dengan alasan untuk melaksanakan sholat.
gambaranya IBADAH tapi itu DOSA.
Terus yang benar bagaimana?
Wahai anakkku,
"Seyogyanya perbuatan dan ucapanmu itu sesuai/selaras dengan syara,
karena ilmu dan amal yang tidak mengikuti syariat itu SESAT."
Keterangan dalam kitab Nidzomul Islam disebutkan,
Hukum Syara' adalah Seruan Allah sebagai pembuat hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia.
Berbicara masalah kedudukan Hukum Syara ada dua bagian yaitu,
- Ketetapan yang sumbernya pasti (Qath'i) seperti Al Qur'an dan Hadits Mutawattir.
- Ketetapan yang sumbernya masih dugaan kuat (Zhanni) seperti hadits yang bukan tergolong Mutawattir.
dan untuk memahami hukum syara' dibutuhkan proses ijtihad yang benar.
dab untuk memahami sebuah ijtihad dibutuhkan ilmu untuk memahami sumber sumber syariat itu.
Jika seorang Mukallaf telah mencapai derajat ahli ijtihad dengan sempurna seperti kelima Imam Mazhab,
Jika telah berijtihad pada suatu masalah dan nendapat hukum tentang masalah tersebut,
maka sepakat para ulama bahwa seorang mujtahid tidak boleh mengikuti mujtahid lain.
karena masing masing mujtahid punya ijtihad sendiri sendiri.
kecuali dalam empat keadaan,
1). Apabila seorang mujtahid dalilnya lemah sedang mujtahid lain dalilnya lebih kuat,
maka dia tinggalkan ijtihad sendiri dan mengikuti mujtahid lain.
2). Apabila seorang mujtahid dan ada mujtahid lainya lebih mampu daripada dirinya,
maka mujtahid tersebut boleh meninggalkan pendapatnya dan mengikuti pendapat mujtahid yang lain.
3). Jika ada pemikiran untuk menyatukan dan demi kemaslahatan kaum muslimin,
maka mujtahid boleh meninggalkan pendapatnya.
4). Jika seorang khalifah telah menetapkan salah satu hukum syara' dengan mengadopsi hasil ijtihad seorang mujtahid.
maka mujtahid yang lain harus meninggalkan pendapatnya dan mengamalkan hukum yang sudah ditetapkan kahlifah.
Selanjutnya,
Jika ada orang yang dalam kehidupanya, ucapan dan perbuatanya melanggar syariat,
kata Imam Al Ghazali SESAT.
Maka dari itu kata Imam Al Ghazali,
"Seyogyanya janganlah kamu terpedaya dengan amalan-amalan atau hal-hal yang mengherankan dari ahli tasawuf,
karena sesungguhnya jalanya thariqah ini/jalan menuju akherat ini adanya dengan mujahadah/perjuangan melawan hawa nafsu dengan riyadhoh atau latihan bukan dengan perkara-perkara bohong."
Ketahuilah,
"Sesungguhnya lidah yang melepaskan kata-kata tanpa kendali, hatinya tertutup dipenuhi kelalaian dan syahwat,
jika itu terjadi alamat celaka.
jika nafsu tidak dibunuh dengan mujahadah yang benar maka hati kamu tidak akan hidup dengan cahaya makrifat."
Ketahuilah,
sebagian dari pertanyaan murid-murid kata Imam Al Ghazali,
"Tidak akan lurus dan tegak jawabanya dengan sekedar tulisan atau ucapan,
kalau kamu sudah sampai kamu baru akan tahu apa itu,
kalau tidak ilmunya adalah mustakhil,
karena ada bagian-bagian ilmu yang sifatnya rasa.
apa saja yang sifatnya rasa tidak akan berdiri tegak lurus sifatnya dengan kata-kata."
seperti misalnya,
kalau mau merasakan manis,
tidak membutuhkan banyak teori, tinggal merasakan gula atau madu maka kamu akan tahu apa itu manis.
atau contoh lain,
kalau ada orang impoten atau belum menikah tapi menanyakan gimana nikmatnya hubungan suami istri,
maka tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata kecuali ketika dia sudah menikah, maka dia akan mengetahui dengan sendirinya apa yang dia tanyakan.
Wallahu 'alam bishowab...

0 Response to "RINGKASAN KAJIAN HARI KEDELAPAN - Kitab Ayyuhal Walad"

Posting Komentar

wdcfawqafwef