Cara Mendidik Anak Tanpa Harus Marah

Jarang ada orangtua yang sejak lahir sudah bisa mendidik anak-anak, juga jarang sekali ada orangtua yang bisa secara alamiah menjadi pendidik yang hebat. Untuk menjadi sesosok orangtua yang berhasil, harus terus menerus menambah pengetahuan baru. Jika orangtua sendiri tidak terlalu banyak mendapatkan pengalaman pendidikan yang baik sejak kecil, maka akan sulit untuk memikirkan tentang bagaimana memerlakukan seorang anak.

Coba pertimbangkan sejenak 10 cara terkait berikut ini. ketika dibuat amarah oleh anak-anak, tidak ada salahnya coba gunakan metode pendidikan berikut ini sebagai pengganti kemarahan (emosi) Anda.

Memahami anak-anak

Di samping sibuk dalam pekerjaan sehari-hari, orangtua harus meluangkan waktu untuk lebih memahami anak-anak. Perbanyak komunikasi dengan anak-anak, pengasuh (guru) maupun wali murid, upayakan memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap anak-anak di TK maupun dalam lingkungan keluarga. Sedikit lebih memahami akan mengurangi kesalahpahaman. Sehingga dengan demikian akan lebih paham bagaimana seharusnya membimbing anak-anak saat anak-anak menjadi liar (nakal).

Menyerap pengetahuan pendidikan

Masyarakat kini mengalami perubahan, demikian juga dengan lingkungan pertumbuhan anak-anak juga mengalami perubahan, sehingga pola pendidikan juga otomatis harus terus ikut kemajuan. Sebagai kepala keluarga, berkewajiban mengambil inisiatif untuk menyerap pengetahuan pendidikan baru.

Dalam pola pendidikan tradisional orangtua, sebagian besar orangtua mendidik anak-anak secara otoriter, menghukum dengan tindakan fisik dan bentakan merupakan cara pokok pendidikan orangtua yang otoriter. Dengan menyerap pengetahuan baru dapat membantu orangtua keluar dari pengalaman perkembangan mereka sendiri, untuk segera menyesuaikan konsep pendidikan baru dan meninggalkan pola yang otoriter.

Sabar mendengarkan anak-anak

Ketika amarah orangtua memuncak saat menghadapi anak-anak mereka yang nakal, reaksi langsung mereka umumnya adalah marah. Pada saat demikian, guru Cheng Guiying menyarankan orangtua untuk tenang lebih dulu, mencoba untuk sedikit lebih sabar, tanyakan kepada anak-anak apa sebabnya berbuat seperti itu. Ketika orangtua sudah memahami pikiran anak-anak dan berusaha membantu mereka memecahkan masalah, mungkin Anda akan mendapati bahwasannya perilaku anak-anak itu sebenarnya dapat dimaklumi dan telah melepaskan sejumlah besar emosi negatif.

Singkirkan pola otoriter

Sejumlah orangtua selalu suka mempertahankan prestise di hadapan anak-anaknya, suka memerlakukan anak-anak dengan sikap seperti atasan kepada bawahannya, sehubungan dengan ini, secara khusus guru Cheng Guiying menyarankan, supaya orangtua menyingkirkan sikap yang otoriter. Menghormati anak-anak dari sanubari, jangan lagi berbicara dengan nada perintah kepada anak-anak, hormati anak-anak layaknya orang dewasa. Jangan selalu berkata "tidak" kepada anak-anak, tapi berikan pilihan kepada mereka, dan biarkan mereka membuat keputusan sendiri. Jika usia anak Anda cukup dewasa, memiliki kapasitas mengekspresikan diri, Anda dapat membiarkan anak-anak mengusulkan solusinya atau alternative lain.

Beri alasan yang rasional kepada anak-anak

Selain peringatan biasa, orangtua juga harus mengajarkan anak-anak tentang kebenaran tertentu dalam kondisi yang sebenarnya. Biarkan anak-anak memiliki empati, biarkan dia merasakan sejenak dari sudut pandang orang lain, memahami bahwa perilaku mereka itu akan berdampak pada orang lain.

Mengenai cara untuk menjelaskan kebenaran terkait, Anda dapat menerangkan kedalaman penjelasan terkait berdasarkan usia anak-anak, sedangkan untuk anak-anak yang usianya lebih kecil, Anda dapat menjelaskan dengan cerita dongeng.

Biarkan anak-anak mengalaminya sendiri

Jika anak-anak selalu tidak bisa mendengarkan (nasehat) orang dewasa, maka di bawah prasyarat dari akibat yang tidak fatal dan jaminan keselamatan, orangtua dapat membiarkan anak-anak mereka untuk merasakan "akibat pahit atas tindakanya sendiri".

Musyawarah dengan anak

Jangan selalu meminta anak-anak untuk hidup sesuai dengan keinginan orang dewasa, hal ini bukan saja membuat si anak tersiksa, orang dewasa juga akan menderita. Anak-anak juga manusia, sudah barang tentu punya keinginannya sendiri, oleh karena itu, komunikasikan bersama anak, masing-masing mundur selangkah (mengalah), mungkin dengan demikian merupakan cara yang baik. Sebagai contoh, ketika anak Anda ingin melompat-lompat di atas sofa, sementara Anda juga sedang sibuk, maka Anda dapat meminta anak Anda untuk melompat di ranjang saja, atau memintanya tunggu sesaat, kemudian membawanya ke taman untuk melompat sepuasnya.

Jangan mengajar anak-anak saat amarah memuncak

Dalam kondisi amarah (kemarahan tak terkendali), orangtua pasti tidak bisa mengajar anak-anak secara rasional. Jadi, saat orangtua masih tidak bisa tenang dalam kondisi apa pun, guru Cheng Guiying menyarankan orangtua sebaiknya untuk sementara meninggalkan tempat, atau alihkan perhatian Anda ke hal-hal lain, misalnya telepon teman Anda untuk sekadar ngobrol, mendengarkan musik dan sebagainya. Saat sudah tenang, baru bicarakan lagi dengan anak-anak.

Koreksi harapan terhadap anak-anak

Terkadang orangtua terlalu menuntut kepada anak-anak, kerap menuntut si anak untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dicapai orangtua mereka sendiri (mungkin dalam benak orangtua mereka sendiri hal itu dapat dicapai, namun, pada kenyataannya mereka sendiri tidak pernah berhasil!).

Perlu dicatat, usia anak-anak itu masih kecil, hiperaktif, keras kepala, pelupa dan sebagainya, ini adalah hal yang normal. Jika orangtua benar-benar ingin menuntut sesuatu terhadap anak-anak, maka orangtua juga harus memertimbangkan kondisi perkembangan anak itu sendiri, jangan selalu menggunakan 'kaca pembesar' dalam memandang performan anak-anak.

Memperlakukan anak dengan tulus

Ada sejumlah orangtua yang selalu suka menggunakan nada bahasa yang bersifat mencela atau perintah saat berkomunikasi dengan anak-anak mereka ,hal ini kerap membuat anak-anak sulit untuk menerimanya. Menurut rekomendasi guru Cheng Guiying, bahwa komunikasi antar orangtua dengan anak itu seharusnya tulus dan tidak ada jarak. Orangtua dapat dengan jujur menjelaskan kecemasan atau perasaan mereka kepada anak-anak, supaya anak-anak memahami bahwa perilaku atau sikapnya itu dapat membuat Anda kecewa atau khawatir dan takut. Selama nada bicara Anda itu lembut, disertai dengan sikap yang tulus, maka Anda (orang tua) akan mendapati, bahwa anak-anak itu sebenarnya sangat senang dan menunjukkan perhatiannya kepada ayah-ibu!

0 Response to "Cara Mendidik Anak Tanpa Harus Marah"

Posting Komentar

wdcfawqafwef