RINGKASAN KAJIAN HARI KEEMPAT - Kitab Ayyuhal Walad

RINGKASAN KAJIAN HARI KEDUA Kitab " Ayyuhal Walad "
Oleh : KH.Muhammad Shoffar Mawardidi Ma'had Daarul Muwahhid

Masih melanjutkan point terakhir kajian kmrn,

Kemudian kalau dikatakan dia masuk syurga hanya dengan iman semata, aku katakan: Ya, tetapi kapan ia akan sampai?
jika mengandalkan iman semata?
sedangkan Kata Imam Al Ghazali,
Dan akan banyak rintangan/ tanjakan yang harus didaki yang akan memotongnya untuk dapat sampai kesana (surga)?

Dan hal pertama dari rintangan itu adalah rintangan iman.

Apakan dia akan selamat dari terampasnya iman itu atau tidak?

seperti yg diingatkan Rasulullah :
"Bersegeralah kamu melakukan amal2 sholeh,
karena akan ada fitnah2 seperti potongan2 malam yg gelap gulita.
ada yang pagi masih beriman,
sore sudah kafir,
ada yang sore masih beriman,
pagi sudah kafir."
disebabkan mereka menjual agamanya dengan harta benda dunia,
bahkan ada yang hanya dg mie instant mereka melepas imanya.
Naudzubillah mindzalik...

atau ada lagi yang mengaku beriman tapi lepas amaliahnya,
yaitu orang islam tapi amaliahnya amaliah non muslim.

contoh:
dalam memilih pemimpin,
di islam dilarang memilih pemimpin non muslim,
tapi ada orang islam yang ngotot memilih non muslim untuk jadi pemimpin.

Maka jangan terpedaya dengan ucapan :
"Asal punya iman akal masuk Surga"
karena Yakinkah kita kalau Iman akan menempel sampai mati?

Seperti yang Allah SWT nyatakan dalam firmanya :
"Hanya orang2 yang berjuangdi jalanNya yang Allah senantiasa tunjukan mana2 jalan itu."

Dan yang kedua
ketika sudah sampai ke surga apakah ia dalam keadaan gagal,kecewa,menyesal dan bangkrut?

> Menyesal/kecewa karena dulu tidak beramal/menyempurnakan amal.

karena sesungguhnya Allah SWT tdk pernah bosan memberi pahala tapi kita saja yang bosan beramal.

Bisa jadi sama sama beramal tapi mempunyai derajat yang berbeda disisi Allah SWT.

makanya di akherat banyak orang yang menyesal,
- Yang kafir menyesal kenapa dulu tidak beriman,
- Yang beriman menyesal kenapa dulu tidak menyempurnakan amal.

> Bangkrut yaitu yang beramal tapi dirusak amal itu.
dengan iri dengki misalnya,
karena iri dengki itu memakan kebaikan2 seperti api memakan kayu bakar.

Sedangkan Hasan Basri berkata:
“Allah berkata kepada hamba-hambanya pada hari kiamat, Masuklah kalian semua!
Wahai hamba-hamba ku!
Ke syurga dengan rahmatku dan ambillah bagianmu masing-masing sesuai dengan amal kalian!”.

dan jalan orang untuk mendapatkan Rahmat Allah SWT itu bermacam-macam.

Bisa dengan amaliah amaliah yang tidak bisa dibayangkan,
seperti yang disampaikan Sahabat Umar bin Khattab,
bahwa ada enam perkara yang disembunyikan atas enam perkara yang lain,
diantaranya yaitu Allah sembunyikan ridho dalam suatu amal ketaatan.

maka...
Kata Imam Nawawi
hikmahnya adalah dalam beramal hendaknya,
~ Sempurnakan Amal
~ Jangan sepelekan Amal
karena kita tidak tahu, di amal yang mana yang ada ridho Allah SWT akan diturunkan.

Untuk masuk Surga kuncinya yaitu mendapat Rahmat Allah SWT.
dan Rahmat Allah SWT. bisa kita dapatkan dengan amal- amal.
Seberapa besar Rahmat Allah SWT. kita dapatkan,
Bandingkanlah dengan seberapa amal amal kita.

Lalu bagaimana seharusnya?

Imam Al-Ghazali melanjutkan...

Wahai Anakku,
Selama engkau tidak beramal,
maka selama itu pula engkau tidak mendapatkan pahala.

Yang perlu dicermati,

Untuk urusan pahala tidak ada orang yang mendapatkanya tanpa dia mengamalkan suatu amal perbuatan.
Maka,
masalah pahala ini di dalam Al Qur'an atau Hadits selalu disebutkan apa amalanya.

Sedangkan kalau menyebutkan masalah rizki di Al Qur'an dan Hadits, Allah SWT sering tidak menyebutkan amalanya.
jadi ada yang menyebut amal dan tidak.

> Yang menyebut amal contohnya,
"Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka akan diberikan jalan keluar untuknya dan Allah beri rizki dari arah yang tidak disangka."

> Yang tidak menyebut amal, contohnya..
"Allah luaskan rizki bagi siapapun yanv Dia kehendaki."

Diriwayatkan,

Ada seorang Bani Isroil yang sdh mengabdi/ beribadah kepada Allah SWT selama 70 tahun,
dan Allah menghendaki utk mengabarkan kepada ahli ibadah ini,
bahwa sesungguhnya ia belum layak untuk masuk surga.
maka...
ketika kabar itu disampaikan malaikat kepada Ahli ibadah ini,
"kami diciptakan untuk beribadah,
maka seyogyanya kami beribadah.
masalah ibadah kami belum layak masuk surga itu bukan urusan kami."
Ketika malaikat menghadap Allah,
"Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui dari apa yang dia katakan."

Allah berfirman:
"Maka Allah dengan segala kemurahanNya Aku tidak akan berpaling darinYa,
Saksikanlah wahai malaikatku,
Sesungguhnya aku tdlah mengampuninya."

Sehubungan dengan ini, Rasulullah bersabda :
"Hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung, dan timbanglah amalanmu sebelum kamu diadili."
dan kalau masih kurang
segeralah melakukan penyusulan perbaikan.

dan Sahabat Ali Karamallahu wajhah, menyatakan :
"Siapa yang menyangka bahwa tanpa usaha/amal dia akan masuk ke dalam surga,
maka sesungguhnya orang itu hanya berangan-angan.
dan yang menyangka bahwa hanya dengan usaha/amal, dia akan dapat masuk surga,
maka orang tersebut telah merasa tidak butuh kepada Allah."

Sebagai orang islam seharusnya,
akan berbuat sekuat kemampuanya,
namun usaha itu sebagai kewajiban hidup yang harus dijalani,
dan untuk masalah hasil diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.

seperti kata Kyai Abdullah Fakih Langitan,
"bahwa mengaji itu bukan penyebab mendapatkan ilmu,
tetapi bentuk usaha/amaliah yang biasanya dengan amaliah ini Allah berikan ilmu."

dalam al hikam juga disebutkan :
"Sebagian tanda orang yang bersandar kepada amalnya/bukan kepada Allah,
maka akan berkurang harapanya jika terjadi suatu kesalahan."

Sehubungan dengan ini,
Hasan Basri menegaskan :
" Mencari surga tanpa amalan adalah dosa dari segala dosa,"
lalu beliau menegaskan lagi,
"Tanda seseorang itu memahami hakekat ilmu adalah,
meninggalkan perbuatan memperhatikan pahala suatu amalan,
bukan meninggalkan amaln."

maksudnya :
ketika kita sudah beramal,
jangan di ingat-ingat lagi amalan yang sudah kita kerjakan.

Rasulullah bersabda :
"Orang yang cerdas itu,
adalah orang yang menundukan nafsunya dan beramal untuk sesudah matinya,
sedang orang yang bodoh,
adalah orangbyang mengijuti hawa nafsunya,
sedang dia berharap kepada Allah dengan hafapan-harapan dusta."

apa maksud dari hadits diatas?
kita tunggu di kajian berikutnya....

Wallahu'alam bishowab...
#Muhammad Shoffar Mawardi At Mahad Darul Muwahid

0 Response to "RINGKASAN KAJIAN HARI KEEMPAT - Kitab Ayyuhal Walad"

Posting Komentar

wdcfawqafwef